Polowijen sebagai suatu komunitas desa telah dikenal sejak jaman Mpu Sindok sampai berakhirnya jaman Majapahit sebagai tempat pertapaan (Mpu Purwa ayah Ken Dedes) seperti yang tersebut dalam Prasasti Wurandungan dan Kitab Pararaton yang tertulis dengan angka tahun 865 Saka (943 M). Peninggalan tersebut sampai saat ini masih dapat dilihat di Polowijen, yaitu “Situs Ken Dedes” (Sumur Windu) dibawah pengawasan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang.

Saat ini, Polowijen terkenal dengan produk UMKM-nya, terutama di wilayah RW 03 dan 04 Kelurahan Polowijen. Produk UMKM tersebut antara lain olahan buah (keripik buah), kerajinan ukir kayu, meubeler, tempe dan tahu, shuttle cock, jamu tradisional, peternakan, pertanian, jasa transportasi, jasa konveksi dan lain-lain.

Bahkan untuk hasil olahan buah (keripik buah) dan produksi meubeler sudah memasuki pasar internasional (diekspor ke luar negeri). Selain itu, di Kelurahan Polowijen juga terdapat Pusat Pelatihan Makanan dan Minuman (Hasil Pertanian) yang dapat diikuti secara mandiri maupun melalui SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Selain itu, ada pula penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di kalangan masyarakat, sehingga diharapkan dapat mencetak wirausahawan baru dan menunjang terwujudnya “Polowijen sebagai One Stop Shopping”.

Di Kelurahan Polowijen, khususnya Polowijen Gang II, banyak pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang mengolah/memproduksi makanan berbahan baku buah antara lain Kripik Buah (nangka, nenas, apel, salak, semangka dan lain-lain), Kripik Singkong, Dodol Buah, Manisan Buah, Permen Buah, yang dipelopori oleh Ir.Kristiawan.

Sementara itu, limbah organik dari Industri Olahan Buah dan Hasil Pertanian yang masih bisa dimanfaatkan seperti biji nangka (beton), biji salak dan biji mangga diolah menjadi cake beton nangka, kopi biji salak, dodol biji mangga dan sebagainya. Sedangkan limbah organik yang terbuang dapat dijadikan makanan serangga pengurai limbah yang dikenal dengan nama Black Soldier Fly (BSF). Serangga ini pada saat menjadi ulat (Magod), hanya terfokus pada makanannya saja, dan mempunyai daur hidup lebih lama. Segala jenis sampah organik dapat menjadi makanannya. Magod ini dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak (unggas dan perikanan), sedangkan cairan yang dihasilkan dapat dari magod BSF dapat dijadikan pupuk cair. Selain BSF yang sedang dirintis budidayanya oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Polowijen, serangga pengurai limbah lainnya yang sudah dibudidayakan adalah serangga Jerman yang menghasilkan ulat Jerman.

Berkembangnya UMKM Olahan Buah dan Hasil Pertanian, diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dengan terbukanya lapangan kerja. Selain itu, dampak terhadap lingkungan juga positif, karena limbah organik yang dihasilkan sangat minimal atau dapat dikatakan zero waste (nir limbah), bahkan serangga pengurai limbah organik dapat memberikan keuntungan secara ekonomi. Usaha untuk mewujudkan Kelurahan Polowijen sebagai “One Stop Shopping” juga sangat memungkinkan, karena didukung  adanya Situs Ken Dedes, Tari Topeng Malangan beserta seni kerajinannya, maupun tradisi masyarakat Polowijen yang dapat dikemas menjadi objek wisata budaya yang menarik.

GAMBARAN OBYEK / IDE RANCANGAN

Ide ini tercetus untuk merealisasikan harapan masyarakat bahwa Polowijen sebagai kampung olahan buah dan hasil pertanian berwawasan budaya dan lingkungan Nir Limbah.

Kegiatan ini sudah dimulai sejak 5 tahun yang lalu dengan Ide rancangan ini meliputi antara lain :

  1. Pengembangan lahan parkir untuk kendaraan besar.
  2. Pembangunan gedung pusat penjualan hasil UMKM dan pembangunan Strudel Polowijen.
  3. Pengembangan Pusat Pelatihan dan Penelitian Pengembangan Peralatan Olahan Buah dan hasil pertanian dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna (TTG).
  4. Meningkatkan fungsi/manfaat Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
  5. Mengembangkan seramgga pengurai limbah (Black Soldier Fly) dan ulat jerman untuk mengatasi permasalahan limbah industri olahan buah maupun rumah tangga sehingga tidak mencemari lingkungan / NIR LIMBAH (zero waste).
  6. Membangun dan melestarikan Situs Budaya di Polowijen.

 

RENCANA PENGEMBANGAN

Kampung Olahan Buah dan Hasil Pertanian yang akan diwujudkan di Polowijen adalah “Kampung Olahan Buah dan Hasil Pertanian Berwawasan Budaya dan Lingkungan Nir Limbah”. Konsep umum rancangan adalah pengembangan produksi UMKM olahan buah dan hasil pertanian serta pelatihannya bagi UMKM maupun calon wirausahawan baru. Selain itu juga dilakukan pengolahan limbah organik dari industri olahan buah dan hasil pertanian dengan memanfaatkan serangga pengolah limbah.

 

DETAIL PENGEMBANGAN

Di bidang sarana/infrastruktur :

  1. Pelebaran jembatan yang menuju lokasi masih kurang sehingga kendaraan besar/bus tidak biasa masuk karena jembatan sempit.
  2. Membangun sanggar tari untuk para generasi muda belajar seni budaya khususnya melestarikan tari topeng Malangan.

Dibidang peralatan produksi

  1. Pembelian genset pengganti PLN sewaktu-waktu listrik padam bisa digunakan sehingga proses produksi lancar dan mengurangi kerugian yang diakibatkan pemadaman listrik.
  2. Pembelian tempat untuk perkembangbiakan budidaya serangga pengurai limbah BSF (Black Soldier Fly)

Legalitas dan Kemitraan:

  1. Membantu pelaku UMKM untuk kelengkapan perijinan dalam usaha dengan bekerjasama SKPD untuk menyongsong MEA.
  2. Meningkatkan kerjasama dengan semua elemen masyarakat yang ada di segala bidang misalanya dengan Poktan/Gapoktan Koperasi agar kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat segera tercapai.

Pendidikan dan pengembangan jenis usaha :

  1. Memberikan pelatihan dan motivasi masyarakat untuk mendorong menjadi entrepreneur baru dengan jaminan dibantu pemasaranya.

 

STATEGI  PENGEMBANGAN

Strategi yang diambil Kampung Olahan Buah dan Hasil Pertanian Berwawasan  Budaya dan Lingkungan Nir Limbah meliputi :

  1. Pengembangan lahan parkir untuk kendaraan besar dengan melebarkan akses jalan menuju lokasi berkoordinasi dengan pihak PJKA sebagai pemilik jalan jembatan agar bisa dilalui kendaraan besar (Bis).
  2. Mendatangkan buah dari luar kota dan antar Propinsi.
  3. Pembangunan gedung pusat penjualan hasil UMKM dan pembangunan Strudel Polowijen
  4. Meningkatkan hasil produksi sayur (seperti Wortel, Jamur, Paprika, Bayam dan lain-Lain),
  5. Pengembangan Pusat Pelatihan dan Penelitian sekaligus mencetak pelaku UMKM yang baru.
  6. Pengembangan Peralatan Olahan Buah dan hasil pertanian dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna (TTG).
  7. Meningkatkan fungsi/manfaat Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
  8. Mengembangkan serangga pengurai limbah (Black Soldier Fly) dan ulat jerman untuk mengatasi permasalahan limbah industri olahan buah maupun rumah tangga sehingga tidak mencemari lingkungan / NIR LIMBAH (zero waste).
  9. Membangun dan melestarikan Situs Budaya di Polowijen antara lain membangun gapura untuk situs Kendedes, situs Joko Lulo dan membangun sanggar tari untuk melestarikan Tari Topeng Malangan karya Empu Reni (Tjondro Suwono).